Hallo.. Assalamualaikum sobat ayyaseveriday.com! Jika golongan gen z lahir di antara tahun 1997- 2012, berarti untuk saat ini golongan gen z yang sudah cukup umur untuk menikah yaitu mereka yang tahun kelahirannya antara 1997-2006. Namun pernikahan, bukan tentang soal usia yang sudah matang saja, tetapi seorang harus memiliki niat dan persiapan yang matang. Baik dari segi mental dan finansial.
Meskipun ada beberapa gen z yang memilih untuk menikah di usia muda, tetapi sebagian besar dari gen z malah memilih untuk menunda atau menghindari pernikahan di usia muda dengan berbagai alasan tertentu. Berikut ini ada beberapa penyebab yang diduga dapat menjadi alasan, mengapa gen z memilih untuk menghindari menikah di usia muda.
Penyebab Gen Z Memilih Menghindari Pernikahan Di Usia Muda
1. Mengejar Mimpi
Ada sebagian gen z yang memanfaatkan usia mudanya untuk meraih cita-cita atau mimpinya terlebih dahulu, bagi beberapa gen z mengejar mimpi merupakan salah satu tujuan hidup yang harus diraih terlebih dahulu dan lebih memilih untuk mengesampingkan urusan cinta.
Rasa semangat dan prinsip yang dimiliki oleh gen z bahwa mengejar cita-cita lebih penting daripada mengejar cinta merupakan prinsip yang tepat, karena di zaman sekarang ini orang yang tidak berpacaran justru mempunyai peluang besar untuk meraih kesuksesan.
Mengapa demikian? Karena remaja atau dewasa yang tidak berpacaran, bisa lebih fokus pada tujuan dibandingkan dengan mereka yang berpacaran. Tetapi bukan berarti orang yang berpacaran sambil meraih mimpi tidak bisa mendapatkan peluang kesuksesan, tetapi biasanya orang yang berpacaran konsentrasinya terbagi sehingga kurang bisa fokus pada tujuan.
2. Trauma Masa Lalu
Tidak semua orang selalu beruntung di dalam persoalan asmara. Ada beberapa orang yang pernah merasakan sakitnya dikhianati, dibohongi dan bahkan ada beberapa orang yang mendapatkan perlakuan kekerasan dari kekasihnya. Sehingga tindakan dan perlakuan dari orang masa lalu yang kurang baik, dapat membuat seseorang menjadi trauma.
Untuk keluar dari hubungan yang toxic memang tidak mudah, tapi sekalinya seseorang berhasil keluar dari hubungan yang toxic mereka akan sulit untuk kembali menjalin hubungan dengan orang yang baru. Karena trauma dan takut jika mendapatkan perlakuan yang sama, seperti di hubungan sebelumnya.
3. Melihat Tingkat Perceraian Meningkat
Selain trauma dengan apa yang pernah terjadi di masa lalunya, seseorang juga bisa menjadi trauma menyaksikan ada beberapa orang terdekatnya yang mengalami perceraian. Mereka takut jika di kemudian hari akan mengalami hal yang sama.
Tak hanya menyaksikan perceraian orang terdekatnya saja yang bisa bikin trauma, tetapi melihat dari berita di televisi dan di media sosial banyak kasus perceraian juga dapat menjadikan seseorang merasa trauma dan memilih untuk menunda pernikahan. Apalagi kasus perceraian di usia muda kebanyakan disebabkan karena faktor ekonomi, KDRT, perselingkuhan dan kurangnya mengontrol emosi.
4. Belum Siap Menikah
Sebagian masyarakat Indonesia saat lebaran atau pada saat bertemu dengan anak yang berusia antara 18 sampai 20 tahunan ke atas yang belum menikah, selalu saja menanyakan kapan menikah di dalam obrolannya.
Banyak sekali anak muda yang merasa tidak nyaman dengan pertanyaan tersebut, tapi sayangnya banyak orang yang menganggap pertanyaan tersebut wajar dan sudah menjadi kebiasaan saat basa-basi.
Meskipun dari usia sudah tergolong cukup matang untuk menikah, tetapi yang dibutuhkan di dalam pernikahan bukan tentang soal usia yang matang saja tetapi juga diperlukan persiapan mental dan juga finansial yang cukup.
Karena itulah beberapa anak muda memilih untuk menghindari pernikahan di usianya yang muda, karena ingin mempersiapkan semuanya dengan matang agar bisa menciptakan pernikahan yang bahagia dan langgeng.