Hallo.. Assalamualaikum sobat ayyaseveriday.com! Tidak semua tulisan atau artikel yang kita kirimkan ke media selalu di terima, hampir semua penulis artikel pernah mengalami penolakan. Tentunya penolakan dari media sempat membuat penulis merasa sedih, kecewa dan kebingungan karena merasa artikel yang dibuatnya sudah sesuai dengan permintaan.
Tetapi sebagai penulis kita tidak bisa menyalahkan atas penolakan yang pihak media lakukan kepada kita sepenuhnya, karena kesalahan juga bisa saja berasal dari pihak penulis. Agar tidak menyalahkan pihak media, berikut ini ada beberapa penyebab umum mengapa artikel ditolak oleh media yang wajib penulis ketahui.
Penyebab Media Menolak Artikel Penulis
1. Tidak Sesuai Kriteria
Setiap media selalu mempunyai ketentuan dan kriteria khusus tentang beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan artikel, sebelum mengirimkannya ke pihak media dan tentunya hal tersebut wajib dipenuhi oleh penulis. Agar mendapatkan peluang besar, untuk tulisan artikel bisa diterima oleh media.
Namun, ada beberapa penulis yang kurang memperhatikan ketentuan dan kriteria tulisan yang diminta oleh media. Hingga pada akhirnya artikel sering ditolak oleh media, artikel ditolak bukan berarti artikel buatan penulis salah dan kurang menarik. Hanya saja penulis belum bisa memenuhi permintaan artikel yang sesuai dengan ketentuan dan kriteria yang media tetapkan.
Misalnya, media meminta penulisnya untuk membuat artikel dengan jumlah minimal 700 kata. Tetapi penulis lalai atau sengaja membuat artikel dengan jumlah kata dibawah minimal yang sudah pihak media tentukan, biasanya penulis yang sengaja mengirimkan artikel dengan jumlah kata dibawah minimal karena telah kehabisan kata-kata.
2. Plagiarisme Tinggi
Setiap media tentunya mengharapkan bisa mendapatkan artikel dengan kualitas bagus dan menarik dari setiap penulisnya, tetapi masih banyak penulis yang melakukan tindakan yang bisa merugikan dirinya dan pihak lain. Seperti, menjiplak atau sengaja meniru artikel dari hasil karya orang lain.
Mungkin di jaman sekarang ini masih ada beberapa penulis terutama penulis pemula yang belum mengetahui, bahwa ada alat untuk mendeteksi konten hasil plagiarisme. Sehingga setelah menjiplak atau menyalin karya orang lain, meskipun hanya beberapa persen saja pasti akan terdeteksi oleh alat deteksi plagiarisme.
Sebenarnya membuat tulisan yang hampir serupa dengan hasil karya orang lain bukan lah masalah, asalkan penulis tetap menyertakan sumber artikel nya agar tidak merugikan pihak lain.
3. Terlalu Berbelit-belit
Banyak media yang kurang menyukai isi penjelasan artikel yang cara penyampaian informasi nya terlalu berbelit-belit, karena dapat membuat pembacanya merasa pusing karena kebingungan dalam memahami dan mencerna maksud dari setiap penjelasannya.
Jadi sebagai penulis selalu usahakan dalam membuat artikel perhatikan cara penyampaiannya juga, jangan menggunakan bahasa yang terlalu kaku dan juga berbelit-belit hanya karena ingin cepat mencapai jumlah minimal kata yang telah media tetapkan.
Sebenarnya berapapun jumlah minimal kata bukanlah suatu hal yang masalah bagi penulis, karena penulis selalu dapat mengembangkan setiap ide dan informasi yang didapatkan nya.
Kalaupun dalam menulis artikel belum mencapai jumlah minimal kata yang media tentukan asalkan penulisan artikel rapi, menarik dan cara penyampaiannya yang baik pasti artikel akan diterbitkan oleh media.
4. Pembahasan Kurang Menarik
Sebagai penulis media biasanya media memberikan kebebasan untuk setiap penulisnya dalam menentukan jenis kategori artikel yang akan mereka tulis, tentunya hal ini sangat menguntungkan bagi setiap penulis.
Karena penulis bisa memanfaatkan untuk membuat tulisan artikel dengan berbagai kategori yang sudah mereka kuasai saja, tetapi pastikan tetap mencari topik pembahasan yang menarik agar dilirik oleh media dan banyak pembacanya.
Sebagai penulis harus bisa mengetahui berbagai informasi yang sedang menjadi trending topik, dengan cara rajin membaca dan scroll media sosial. Tetapi kebanyakan penulis selalu bermain aman dengan membuat artikel yang dirasa penyampaian nya sangat mudah, sehingga artikel yang mereka buat tampak biasa saja dan membosankan.
Meskipun hanya memilih topik ringan jika pembahasan dan cara penyampaian topik asik dan menarik, maka pembaca akan turut merasakan emosional atau terbawa suasana saat membaca artikel kita. Untuk itu dalam menulis artikel ajaklah pembaca seperti berinteraksi, agar tidak cepat bosan saat membaca.
5. Banyak Kesalahan
Setelah menulis artikel langkah yang tepat selanjutnya yaitu membaca kembali artikel sebelum mengirimkan ke pihak media, agar meminimalisir terjadinya kesalahan dalam penulisan yang dapat membuat artikel ditolak oleh media.
Kesalahan yang paling umum dilakukan oleh penulis yaitu kesalahan dalam penulisan atau typo, penempatan tanda baca, penulisan keterangan gambar, menyingkat kata dan masih banyak lainnya.
Sebelum mengirimkannya ke media tolong membacanya sekali lagi untuk memastikan bahwa tulisan artikel yang telah kamu buat tidak terjadi kesalahan, kalaupun menemukan beberapa kesalahan dalam penulisan maka kamu bisa langsung mengubahnya.
6. Mengunakan AI
Adanya kecanggihan teknologi AI memang dapat membantu penulis artikel dalam membuat suatu artikel dalam waktu yang singkat, pengunaan nya juga cukup mudah hanya dengan menuliskan permintaan ke aplikasi atau website AI maka dalam waktu yang kurang dari 1 menit AI akan menampilkan jawaban sesuai dengan permintaan.
Artikel buatan AI memang tak kalah bagus dan menarik dari buatan manusia, karena AI membuat artikel sesuai permintaan penggunanya juga berdasarkan dari hasil merangkum informasi dari berbagai sumber yang diambil dari internet. Sehingga tak jarang hasil AI selalu memiliki tingkat plagiarisme yang tinggi juga.
Selain itu banyak media lebih menyukai artikel buatan murni dari hasil pemikiran dan pengembangan ide manusia, daripada buatan AI karena dinilai kurang kreatif. Pihak media juga bisa membedakan antara artikel murni buatan manusia dan AI, sehingga peluang artikel buatan manusia selalu lebih diutamakan.
Penolakan artikel yang dilakukan oleh media kepada setiap penulisnya tentunya karena adanya suatu alasan, ada juga di beberapa media yang masih memberikan penulisnya kesempatan untuk segera merevisi tulisannya kembali agar bisa diterbitkan oleh media.