Hallo.. Assalamualaikum sobat ayyaseveriday.com! Memiliki anak yang mudah terbuka dengan orang tua dapat membuat hati orang tua merasa tenang, terutama bagi orang tua yang mempunyai anak yang beranjak remaja, namun terkadang saat anak menginjak usia remaja antara umur 12 sampai 24 tahun mereka jarang sekali terbuka kepada orang tuanya.

 

Tentu saja tindakan tersebut dapat membuat orang tua sedikit cemas karena tidak bisa mengetahui dan mengawasi secara langsung pergaulan anaknya ketika berada diluar rumah, berbeda saat usia anak masih anak-anak biasanya orang tua bisa 24 jam mengawasi setiap aktivitas yang dilakukan oleh anaknya.

 

Banyak orang tua yang berharap anak-anak bisa terbuka kepada orang tuanya sampai kapanpun dan tidak peduli usianya sudah remaja maupun dewasa, terbuka kepada orang tua juga merupakan salah satu cara untuk menghindari bullying dan juga untuk cepat mendapatkan solusi ketika terjadi suatu masalah.

 

Melihat remaja zaman sekarang yang kurang terbuka kepada orang tuanya dan lebih memilih menutup diri, tentunya hal tersebut dapat membuat calon orang tua maupun orang tua yang memiliki anak yang akan beranjak dewasa merasa khawatir.

Banyak Anak Muda Mulai Belajar Parenting 

Banyak anak muda yang belum menikah sudah mulai belajar Parenting, karena ingin mempersiapkan diri dan belajar cara terbaik untuk mendidik anak nya dimasa depan.

 

Selain itu alasan anak muda belajar parenting karena belajar dari pengalaman pribadi, maupun melihat teman-temannya yang tidak bisa terbuka pada orang tuanya. Hal tersebut membuat dirinya merasa khawatir dan takut jika anaknya kelak melakukan hal yang sama dengannya, yaitu kurang terbuka pada orang tua.

 

Sebenarnya untuk membuat anak agar bisa terbuka pada orang tuanya mudah-mudah susah, tergantung dari kepribadian orang tua dan juga anak. Namun pada artikel kali ini, kita akan membahas bagaimana cara agar anak mudah terbuka kepada orang tua. Simaklah bacaan berikut ini dengan baik.

 

Cara agar anak bisa lebih terbuka kepada orang tua

1. Melakukan pendekatan

Untuk para calon orang tua sangat penting untuk melakukan pendekatan kepada anak, meskipun kedua orang tua sibuk karena bekerja jangan sampai mengabaikan anak. Jika orang tua tanpa sengaja sering melakukan tindakan yang mengabaikan perasaan anak, maka anak akan lebih banyak menutup diri dari orang tuanya.

 

Menutup diri bukan berarti anak akan menjauhi atau menghindari orang tuanya akan tetapi ciri-ciri anak yang menutup diri seperti enggan untuk berkomunikasi dengan orang tua, terlihat pendiam, cenderung suka menyimpan perasaan sendiri atau tidak mau bercerita, mudah untuk menangis dan anak sering menarik diri.

 

Sebagai orang tua untuk melakukan pendekatan kepada anak kita tidak boleh memaksa anak untuk selalu bercerita, namun kita bisa melakukan pendekatan kepada anak dengan cara sering mengobrol sambil saling bertukar cerita tentang keseharian yang dialami.

 

Cara tersebut selain membuat anak semakin dekat dengan orang tuanya, juga dapat membuat anak tidak takut dan malu untuk menceritakan segala hal yang dialaminya.

 

2. Menjadi Pendengar Yang Baik

Luangkanlah waktu sejenak ketika anak mencoba ingin terbuka atau bercerita kepada orang tuanya, sesibuk apapun pekerjaan kita ketika anak mau bercerita jangan pernah mengabaikan anak ataupun menyuruh anak bercerita dengan cepat atau tergesa-gesa.

 

Karena jika hal tersebut terjadi maka anak ke depannya akan malas untuk mencoba terbuka kepada orang tua, karena merasa tidak dihargai. Luangkanlah waktu sejenak dan cobalah menjadi pendengar yang baik ketika anak mencoba terbuka kepada kita.

 

Saat anak kedapatan melakukan sebuah kesalahan dan menimbulkan permasalahan, sebagai orang tua jangan terburu-buru mengambil keputusan untuk menghakimi ataupun memarahi anak. Karena tindakan tersebut dapat membuat anak merasa takut dan trauma untuk bercerita kembali kepada orang tuanya.

 

Sebagai orang tua ketika anak kedapatan melakukan kesalahan ataupun menimbulkan permasalahan, baiknya orang tua memberikan contoh yang baik untuk menangani suatu permasalahan. Misalnya mengajari anak mencari cara dalam menemukan solusi, untuk mengatasi permasalahan yang telah terjadi.

 

3. Komunikasi Yang Sehat

Semakin bertambahnya usia anak apalagi jika anak sudah memasuki SMP ke atas otomatis waktu orang tua setiap harinya bersama anak sangatlah singkat, mengingat banyak sekali kegiatan sekolah yang harus diikuti oleh anak dan orang tua yang harus bekerja.

 

Anak-anak akan lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman-temannya ketimbang bersama orang tuanya, banyak sekali anak-anak khususnya remaja yang lebih nyaman terbuka kepada teman-temannya daripada kepada orang tuanya. Jika sudah demikian, maka orang tua akan kesulitan dalam mengawasi anaknya.

 

Meski jarang bertemu dan memiliki waktu yang sedikit untuk berbincang tetaplah menjalin komunikasi yang baik. Sesekali orang tua bisa mencoba untuk menanyakan bagaimana keadaannya ketika berada di sekolahnya, apakah teman-temannya baik, kegiatan sekolah apa saja yang diikuti anak dan lain sebagainya yang berkaitan dengan sekolah.

 

4. Berlibur Bersama

Saat hari libur telah tiba manfaatkan waktu libur anak dengan baik misalnya mengajak anak untuk berlibur ke suatu tempat bersama. Saat hari libur biasanya anak tidak memiliki teman dan agar anak tidak merasa kesepian karena tidak ada teman, berlibur bersama anak sama halnya dengan menjadi teman yang asyik bagi anak.

 

Jika orang tua bisa membuat anak merasa nyaman dan dekat pada orang tuanya maka anak akan lebih mudah untuk terbuka akan perasaannya kepada orang tuanya, untuk itu orang tua diharapkan agar bisa menjadi teman dekat yang asyik dan menyenangkan untuk anaknya.

 

Ketika libur sekolah tiba waktu anak bersama orang tua sangatlah panjang gunakanlah waktu ini untuk sharing dan healing, agar anak tidak merasa bosan ketika berada dirumah dengan orang tuanya atau bisa juga melakukan berbagai aktivitas yang menyenangkan seperti berkebun dan melakukan hobi bersama agar anak merasa happy.

 

5. Berikan Edukasi

Bicaralah dengan terus terang kepada anak bahwa kamu menginginkan keterbukaan anak kepada orang tuanya, namun jangan pernah memaksanya. Berikan pemahaman pada anak bahwa orang tuanya sangat peduli, ingin selalu mengetahui dan selalu ada untuk anaknya dalam kondisi apapun.

 

Beritahukan juga kepada anak agar tidak bermain rahasia atau menyembunyikan apapun dari orang tuanya. Orang tua menginginkan anak bersikap terbuka kepadanya bukan karena kepo dan sebatas hanya ingin tau saja,  akan tetapi orang tua tidak ingin anaknya menyimpan semuanya sendirian karena orang tua juga ingin membantu dan melindungi anaknya.

 

Jangan lupa juga untuk memperlakukan anak dengan lemah lembut dan dengan penuh kasih sayang, agar anak tidak ragu dan takut untuk terbuka kepada orang tua. Kebanyakan anak memilih menutup diri kepada orang tuanya, karena orang tuanya dinilai mempunyai watak yang terlalu keras sehingga anak takut untuk bersikap terbuka.

 

Itulah beberapa cara yang bisa orang tua terapkan agar anak mau terbuka kepada orang tuanya, jangan juga terlalu posesif dan mengekang kebebasan anak secara berlebihan karena hal tersebut hanya akan membuat anak menutup diri dari orang tuanya.