Hikmah Di Balik Jeruji

Tidak selamanya hidup didalam rumah tahanan (penjara) itu menyeramkan suka dan duka silih berganti, tahun demi tahun, bulan demi bulan, hari demi hari di lewati, berbagai macam watak dan karakter yang ditemui didalam penjara seperti halnya yang saya alami beberapa tahun ini tepatnya tanggal 15 April 2018 saya tertangkap dengan suami saya didaerah ‘’TANAH TORAJA’’ sedang menjemput barang terlarang karena kebutuhan ekonomi, kebutuhan anak-anakku saya dan suani harus bekerja sama mengedarkan barang terlarang tersebut sehingga saya kehilangan segala-galanya, kehilangan keluarga, kehilangan suami dan anak saya, tapi satu yang paling sangat saya syukuri karena kejadian tersebut mata hati saya terbuka pintu hati saya diketuk oleh sang pencipta dan akhirnya saya kembali kejalan Allah Swt. Ya sebelum saya tertangkap saya bertemu dengan laki-laki yang ternyata berbeda keyakinan dengan saya karena kecitaan dunia semata saya rela meninggalkan sang pencipta (murtad) untuk bisa menjalani hidup dengan laki-laki tersebut akhirnya kami di karuniai dua orang anak laki-laki.

Awal-awal saya menjalani hari-hari didalam rumah tahanan (penjara) saya terpuruk beribu ujian saya hadapi tapi saya tegar dan kuat demi anak-anakku karena rasa kecintaanku dengan suamiku saya rela korbankan hidupku untuk menjalani seorang diri dalam penjara saya rela melepaskannya dan saya yang mengakui semuanya seorang diri, lagi-lagi karena kecintaan dunia semata setelah saya mengorbankan agamaku sekarang saya mengorbankan hidupku mendekam didalam jeruji. Hari demi hari kulalui dan ternyata apa yang terjadi dalam kehidupanku tidak sebaik yang kuharapkan setelah saya berkorban untuk suamiku ternyata pihak keluargaku tidak menerimanya sehingga keluarga mengabaikanku, kerasnya ujian hidupku mengalir tanpa henti laki-laki yang amat sangat saya cintai ayah dari anak-anakku laki-laki yang membuatku mengorbankan segalanya belum sebulan saya mendekam di jeruji dia sudah mengabaikanku ditempat ini. Ya harus bagaimana lagi karena ini semua keinginanku mau tidak mau suka tidak suka harus saya melewatinya walaupun tanpa seseorang yang menyemangatiku.

Waktu berjalan begitu cepat tak terasa masa-masa sidang pun tiba beberapa bulan terlewati akhirnya saya dijatuhkan fonis 8 tahun penjara rasa duniaku hancur saat itu untuk melanjutkan hidupku sepertinya sangat sulit kulakukan tapi demi anak-anakku saya harus tetap bertahan melewati hukuman ini walaupun terkadang keimananku goyah, hidup dibalik jeruji seorang diri tanpa keluarga yang menyemangati hamper berselam setahun saya menjalani saya berfikir untuk pindah kelapas yang dekat dari tempat anak-anakku karena selama di Toraja saya tidak pernah dengan mereka. Ya ujian demi ujian saya hadapi seorang diri mengurus pindah bukanlah urusan yang mudah tapi saya tetap berusaha agar bisa dekat dengan anak-anakku karena teruntuk saat ini cuman merekalah yang menjadi penyemangat hidupku untuk menjalani hukumanku.

Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan mendapatkan yang ia mau, itulah kata pepatah dan itulah saya berjuang demi untuk dekat dengan anak-anakku akhirnya disinilah saya sekarang tepat tanggal 18 Februari 2019 saya sudah berada di lapas kelas II A Palopo dan hari pertamaa saya dilapas palopo adalah saya mendapatkan hal yang paling mengejutkan saya dibesuk oleh suami saya dengan teman perempuannya betapa sakit sesakit-sakitnya yang saya rasakan tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa karena kondisiku ditempat ini. Demi untuk bertemu dengan anak-anakku saya harus tetap menjaga komunikasi dengan suamiku walaupun saya sudah meminta untuk menjalani kehidupan masing-masing karena perbuatanku sendiri saya kehilangan segala-galanya, sekarang yang tersisa saya cuman mempunyai anak-anakku yang menantikan kepulanganku diluar sana.

Suasana dalam lapas palopo bisa membuatku lebih bersemangat menjalani hidupku, saya bertemu dengan orang-orang yang baik bahkan orang yang bisa ku anggap sebagai orang tua. Entah kenapa selama beberapa bulan di palopo hatiku terketuk setiap saya melihat teman sekamar saya sedang shalat atau belajar mengaji tiba-tiba saja saya menangis begitu saja mungkin Allah telah memberikan hidayah dan disitulah saya mempunyai keinginan untuk kembali ke jalan Allah Swt. Lagi-lagi saya berusaha berjuang untuk kebaikanku berjuang untuk menebus segala dosa-dosa yang telah kuperbuat kurang lebih 5 tahun ini, allah memberikanku kelancaran dalam urusanku menjadi mualaf. Dan hikmah dari semuanya orang tuaku dan saudaraku memberikan maaf dari apa yang saya lakukan selama ini.

Detik demi detik, hari demi hari, saya menjalani hukumanku dalam bersuka cita walaupun sekarang saya tidak mempunyai kebebasan lagi, tetapi saya masih mempunyai keluarga sebagai penyemangat dan terutama sekarang saya memiliki Allah yang selalu ada dalam hatiku, kuawali hari-hariku untuk mempelajari ajaran agama islam yang sudah 5 tahun saya tinggalkkan, tapi sayang takdir berkata lain tiba-tiba saja pada tanggal 21 November 2020 saya dan beberapa teman lainku terkirim ke lapas Perempuan Makassar dikarenakan kami di vonis hukuman 5 tahun keatas yang harus ditempatkan dilapas khusus Perempuan. Awal-awal saya dilapas Perempuan ini terasa hari-hari yang saya lewati sangatlah lambat berjalan dikarenakan lagi-lagi saya harus jauh dari anak-anakku untuk berkomunikasi pun susah apalagi untuk bertemu langsung, lagi-lagi Allah memberikanku cobaan yang begitu berat.

Di tempat ini saya hampir putus asa saya sempat meragukan sang maha pencipta karena keadaanku sekarang tapi saya salah, saya baru menyadari bahwa Allah sangatlah menyayangiku sehingga ia menempatkanku ditempat ini untuk menghabiskan sisa-sisa hukumanku, karena ditempat ini begitu banyak hal yang saya dapatkan dan saya juga mendapatkan arti dari kerasnya kehidupan yang bisa saya jadikan pengalaman dan Pelajaran hidup. Tidak terasa sudah 3 tahun lebih saya lewati sangat mudah saya ucapkan namun sangat sulit saya lalui, semoga allah swt selalu memberikanku kesabaran untuk melewati semua ujian dan sisa-sisa hukumanku.

Kesimpulan

Pengalaman yang sangat luar biasa tidak semua orang bisa merasakan pengalaman seperti yang saya rasakan ternyata kehidupan didalam penjara tidak seburuk yang kita fikiran, dan saya percaya Allah tau saya mampu untuk melewati semua ujiannya maka ia memberikan ujian seperti ini. Namun saya yakin jika ayah dari anak-anakku bukanlah orang yang tepat untuk membimbingku menuju jalan kebenaran, maka dari itu Allah memisahkann dengan dia  dengan jalan membuatku tertangkap dan ditahan dibalik jeruji untuk merenungi semua ke khilafanku dan kembali kejalannya.

         Written by : Rosnani Nuisa