MUALLAF

Cerita ini berawal Ketika mama pergi meninggalkanku didunia ini, sebelumnya hidup saya begitu Bahagia Bersama keluarga….papa dan kakak sangat menyayangiku tetapi pada saat mama meninggalkan kami, semua menjadi terbalik seakan dunia ini runtuh saya merasakan sepi dan sendiri di hidupku, tidak ada lagi kehangatan keluarga tidak ada lagi keceriaan di hidupku yang ada hanya kesedihan semuanya sibuk dengan dunia masing-masing tidak ada lagi yang mengingatku!

Suatu hari saya bertanya kepada papa kenapa saya sudah tidak pernah diajak beribadah? Karena pada saat itu saya masih kecil jadi tidak bisa ke gereja sendiri, padahal mama sering mengajak kami ke gereja, tapi itu semua tidak bisa dilakukan karena kesibukan papa saya hanya bisa menahan keinginanku yang ada hanya air mata yang membasahi pipi.

Beberapa bulan berlalu yang kurasa tiada perubahan papa hanya peduli dengan urusannya saja tanpa pernah memikirkan tentang saya, beda lagi dengan kakakku papa masih sering bertanya dan memperhatikan mereka, mungkin karena mereka sudah bisa mencari uang sendiri dan sudah tidak ditanggung sama papa lagi, itu pula yang membuat papa sayang sama mereka.

Hari terus berlalu kuputuskan untuk tinggalkan rumah dan pindah kerumah oma, tinggal dirumah oma dan jauh dari papa hatiku merasa nyaman dan tenang seakan dirumah itu ada almarhum mama, cuman bedanya dirumah oma mereka itu beragama islam sedangkan saya dan papa beragama Nasrani

Setelah bebrapa hari tinggal dirumah oma, saya sering melihat oma shalat 5 waktu saat melihat oma melaksanakan sholatnya dengan tenang saya merasa penasaran dan akhirnya saya bertanya kepada oma tentang islam, akhirnya saya memutuskan untuk pindah agama walaupun saya tau itu akan menambah buruk hubunganku dengan papa, tapi itu semua tidak merubah keputusanku saya tetap ingin memeluk agama islam dengan segala konsekuennya. Dan pada saat itu saya memberitahukan niatku kepada oma, begitu senangnya hati oma tapi oma berkata itu semua diserahkan kepada saya karena oma tau saya bisa memilih jalan hidup sendiri, seakan mengikuti kata hatiku akhirnya saya menuju mesjid dekat rumah oma, disana saya bertemu dengan Ustadz Yusran dan bicara perihal keniatan hatiku dan akhirnya saya memeluk agama islam setelah membaca dua kalimat syahadat Alhamdulillah akhirnya semua selesai.

Sepulangnya saya dari mesjid saya pun menceritakan semuanya kepada oma dan oma menyarankan untuk saya pulang kerumah papa, akhirnya saya pun pulang dengan hati yang tenang walaupun saya tau akan ada masalah besar yang akan terjadi jika papa tau kalau saya sudah berpindah agama, tapi itu semua saya harus hadapi karena itu sudah jadi keputusanku!

Setibanya saya dirumah papa saya tinggal seperti biasanya tidak ada yang berubah, papa masih sibuk dengan urusannya tanpa pernah bicara dengan saya, setelah 2 hari berlalu papa pun murka dan mengamuk itu terjadi karena dia melihat saya melaksanakan sholat. Amarah, teriakan, cacian dan makian keluar begitu saja dari mulut papa dia tidak bisa terima kalau saya pindah agama padahal ini semua terjadi karena papa sendiri tanpa dia sadari semakin hari semakin parah, papa sudah tidak menganggap saya sebagai anaknya lagi, saya Cuma bisa menangis tanpa bisa berbuat apa-apa. Kata-kata papa sangat menusuk dan melukai perasaanku dan saya tau penyebab karena agama! tapi saya ikhlas diperlakukan seperti ini karena saya tau ini adalah konsekuennya yang harus saya terima.

Beberapa hari berlalu tetapi tetap tidak merubah keadaan papa tetap dengan kasarnya memperlakukanku, dan akhirnya dia mengusirku tanpa mempertimbangkan bahwa say aini anaknya dan pada saat itu saya masih berumur 13 tahun. Ya saya masih saya masih sangat kecil pada saat itu, papa tidak sedikit pun memikirkan tentang saya Dimana dan dengan siapa saya harus tinggal? Kemarahannya seolah-olah menutup mata hatinya.

Dengan berat hati saya pun meninggalkan rumah, dengan cuma berbekal pakaian saya berangkat merantau ke kampung orang, sesampainya disana saya bekerja ditempat hiburan malam di Merauke walaupun saya tau pekerjaan itu bukan pekerjaan yang baik, tidak peduli perkataan orang karena  yang ada dipikiranku saat ini yang penting saya bisa makan dan tunjukkan ke keluargaku di Makassar bahwa saya bisa hidup sendiri walaupun di kampung orang.

Tiga tahun berlalu saya masih tetap di kampung orang dengan pekerjaan yang sama, tapi alhamdulillah sholat ku tidak pernah saya lupakan walaupun tidak rutin dan masih bolong-bolong, lama tak mendengar kabar dari papa dan saudaraku, tiba-tiba kakak saya mengabarkan kalau papa saya jatuh sakit sejenak saya berpikir untuk pulang melihat papa karena sejahat-jahatnya papa dia tetaplah orang tua kandungku, akhirnya saya pun berangkat ke makassar kuluangkan waktuku untuk papa agar dia tau dan sadar bahwa saya sangat menyayanginya dan peduli padanya.

Sesampainya saya di Makassar saya pun langsung kerumah papa saya melihat papa terbaring lemah dan tak berdaya, beberapa bulan saya mengurus papa, semua berjalan baik mungkin karna papa sakit jadi dia tidak bisa berbuat apa-apa, saya mencoba menjadi anak yang baik agar bisa di terima lagi sama papa, demi papa saya rela meninggalkan pekerjaanku di Merauke, karena itu memang yang harus saya lakukan pada saat itu papa sembuh dari sakitnya, saya kira dia sudah berubah baik sama saya tapi ternyata saya salah semua keadaan yang dulu kembali, papa masih mengabaikan saya masih kasar dan tidak menganggap saya anaknya ternyata semua yang saya lakukan itu sia-sia tidak ada yang Namanya keluarga yang bahagia, semua sirna kembali seperti keadaan 3 tahun yang lalu.

Terimakasih Telah Membaca Kisah Ini, Sampai ketemu lagi di kisah nyata lainnya.

Hormat kami,  sobat ayyaseveriday.com

Written by : Rosnani Nuisya