SENDIRI DULU

Cinta selalu menemukan abstrak keabadian dalam berbagai macam makna, Dimana dimensi ruang penilaiannya begitu indah nan elok begitu pula kisah ini berawal dari gelar usaha yang saya dirikan Bersama kekasih hati yaitu suami saya sendiri.

Nama saya ‘’Anugrah Chahya Lestari B’’ lahir di Malassar 19 Juni 1989 anak keempat dari seorang pahlawan bagiku ‘’Purn Peltu Baharuddin Sultan dan Efrianti Rahim’’

Al-Fath studio foto inilah nama studio foto kami suami saya melakukan pekerjaan sampingan sebagai fotografer Dimana kesehari-harinya ia geluti sebagai staf pegawai DINAS PERHUBUNGAN MAKASSAR. Dalam sebuah waktu ada dua orang teman sesame fotografer berkunjung kerumah, mereka bermaksud untuk mengedit sebuah pajangan foto ukuran 20 R dengan senang hati suami saya membantu dengan keahliannya mengedit foto saya pun kembali melakukan aktifitsku didapur meninggalkan mereka bertiga diruang kerja suami saya.

Senja pun mulai menampakkan wajahnya saya berjalan menuju ruang kerja suami saya, kemudian kedua temannya ingin berpamitan untuk pulang, dengan santun membalas salam mereka dengan posisi santai saya duduk diteras ruma Bersama saya.

‘’Sayang boleh bicara sesuatu yang penting?’’

‘’Mm…penting apa ayah? hehehe….serius sekali. ‘’(dengan raut candaanku)’’

‘’Boleh ngobrol dikamar?’’

‘’okey sayang’’

Kami pun melangkah masuk kedalam kamar dan kembali bertanya pada suami saya.

‘’Ada apa ayah? apa ada masalah sampai ingin menyampaikan sesuatu yang begitu privat?’’

‘’Sayang maaf sebelumnya bukan kemauanku atau meminta teman untuk memberikan saya upah seperti ini’’ (sambil memperlihatkan sebuah plastic bening kecil yang didalamnya seperti serbuk putih yang entah apa itu).

‘’Itu apa ayah?’’

‘’Sayang, please jangan ribut dulu ya…ini namanya sabu-sabu!’’

‘’What?!! Tidak ayah kenapa ada barang seperti itu disini? Kenapa ayah menerimanya?

‘’Maaf sayang saya juga kaget teman memberikan ini’’

Dengan penjelasan yang begitu detail bujukan yang hebat dan entah begitu banyak virus setan disamping yang menar-menari menggoda menjadikan seorang Wanita lemah, berbekal iman yang kecil saya pun tergoda untuk merasakan barang tersebut, dan deal lah perbincangan ini.

‘’Sayang tunggu sebentar saya keluar dulu belanja untuk membuat alatnya karena ini digunakan tidak langsung butuh alat dan seperti mengisap sebuah rokok’’

‘’Ya sudah hati-hati ya ayah jangan ngebut’’

‘’Siap sayang’’

Setelah beberapa waktu kemudian suami sayapun dating membawa cemilan, makanan dan kaca yang disebut pirex dengan mahir suami saya membuat alat yang dia maksud, selesai itu dia mengajarkan mengisap sabu lewat pipet putih dibotol seperti smoking saya dengan bodoh dan polosnya mengikuti. Awalnya taka da rasa lain mulai beberapa menit kedepan suasana berbeda terjadi hening kamar bernuansa romantic yang kami cipta sendiri sebagai suami istri dalam fikiran yang benar-benar real.

Disinilah ‘’first’’ dan keterpurukan suram retak sesuatu yang tidak intelek terjadi, sebuah peristiwa Dimana sakitnya melebihi penyakit kronis. Memasuki malam tahun baru 2020 saya dan suami merayakan pergantian tahun tanpa mengira inilah akhir sebuah kisah ‘’AKAD’’ ijab Kabul bercerai runtuh pada pukul Sembilan malam ada perbincangan saya dan suami.

‘’Sayang….temanku tadi call persediaannya ada (yang dimaksud itu sabu) apa kamu mau yabk?’’

‘’Ayah tidak takut? Apalagi ini malam tahun baru?

‘’Tenang sayang ya…nanti teman yang bawa dekat TMP nanti saya ketemu disitu’’

‘’Oh ya sudah yah karena terserah ayah saja’’

‘’Sip (kata suami)

Kami mengulang hal seperti itu lagi, disaat anak-anak tetap didalam kamar ayah menyalakan computer diruangan kerjanya membuka situs seks yang saya pun kaget melihatnya, beribu fil dewasa yang dia simpan, mulai dari fil dalam negeri sampai luar negeri tersave disitu. Dengan modal iman mental kerupuk terbawalah saya dalam suasana menyenangkan bagi setan-setan yang ada di kiri dan kananku, bahkan setan menjadi temanku saat itu mudahnya saya berhalusinasi tinggi tentang seks.

Pagi ini dengan udara yang sejuk hingar-hingar cuitan burung terdengar jelas dari semalam sampai sekarang mataku belum terpejam, tetap dengan kondisi biasa tapi secara segi kondutif fisik dari dalam tidak baik-baik saja itulah efek sabu begitu tajam bahkan efeknya bisa bertahan sampai tiga hari bertahan tanpa tidur. Terdengar suara ketukan dari luar rumah ternyata tujuannya untuk menyewa tempat didepan rumah saya pun memanggil suami saya yang masih sibuk dikamar dengan computernya

‘’Ayah ada orang yang cari ayah’’

‘’Siapa sayang?’’

‘’Tidak tau yah, katanya dia mau nyewa didepan’’

‘’Baik tunggu sebentar saya shut down dulu computerku dulu’’

‘’Saya buat minum dulu ya yah’’

Bergegaslah suami saya menemui bapak tersebut

‘’Permisi bapak mau bertemu dengan saya?”

‘’Iya pak maaf saya dengar didepan itu mau disewakan ya?”

‘’Iya benar pak bapak berminat untuk menyewanya?’’

‘’Kalau cocok harga insya allah pak, saya dari daerah soppeng ingin mencari hidup di Makassar berjualan bahan campuran’’

‘’Mmm… maaf bisa saya lihat kartu identitas bapak?

Bapak mengeluarkan dompet lalu mengambil kartu identitasnya, dan memperlihatkan suami saya, dengan berbincang-bincang mungkin sekitar setengah jam harga sewa disepakati.

‘’Baik tolong bapak foto copy KTP dan KK bapak, sementara itu saya buat surat perjanjian untuk ditanda tangani. (kata suami saya)’’

‘’Makasih banyak pak!’’

Mungkin bagaikan rembulan yang jatuh ditangan, hari itupun tempat kami jadi disewa oleh bapak tadi, seperti kebiasaan saya sehari-hari ngopi dan ngeteh pada waktu petang Bersama suami diteras rumah, terbitlah sebuah wacanaku Bersama dia.

‘’Sayang saya mau beli itu lagi, bole?’’

‘’Terserah ayah, tolong sekalian beli lauk untuk makan malam nanti’’

‘’Iya sayang saya keteman dulu sekarang nanti takut dia tidak ada dirumah’’

‘’Hati-hati ya yah’’

‘’Assalamualaaikum sayang’’

‘’Waalaikumsalam ayah’’

Setelah kembalinya suami saya dari tempat temannya membeli sabu kami Bagai bersemedi didalam ruangan yang hanya kami berdua, itu kesepakatanku bahwa ‘’nyabu’’ cukup saya dan dia saja. Sabu sudah meracuni serta menggoroti jatuhnya pembawaan tentang seks diatas abnormal, pesan-pesan sexs dari suami saya yang luar biasa yang sebelumnya tidak pernah kudengar semenjak pernikahan kini derai pembahasan itu bebas ditelinga saya, ajakan untuk bermai cinta bertiga dalam arti yang suamiku mau itu ‘’three some’’ seperti film dewasa luar negeri yang di tontonkan pada saya, lagi-lagi dengan kebodohanku sendiri saya terlena.

Fikiranku saat itu hanya ingin melihat nyalinya apakah suami saya mampu melakukan hal tersebu? Apakah dia bisa tega merealisasikan tindakannya? Sendu senja yang menampakkan keindahannya berganti malam yang suram bagi saya, suami saya memanggil saya yang ternyata asik menonton televisi bersama anak-anak.

‘’Yank…saya mau keluar sebentar, apa ada yang mau kamu kamu titip?’’

‘’Hmm terserah ayah mau beli apa, kebetulan saya sudah masak untuk makan malam’’

‘’Ya sudah kalau begitu cemilan buat anak-anak saja’’

‘’Memangnya ayah mau kemana?’’

‘’Hehehe ada deh, pokoknya cuman sebentar okey?!’’

‘’Hati-hati ayah jangan ngebut yah’’

Mungkin sekitar sejam suami saya keluar, suara motornya pun terdengar saya pun bergegas membuka pintu.

‘’Assalamualaikum (candaan kesuami)’’

‘’Eh kok kamu yang beri salam duluan sih hehehe’’

‘’Assalamualaikum sayang anak-anak mana?’’

‘’Walaikumsalam ayah ada didalam semuanya masih nonton tuh’’

Sambil menenteng cemilan anak-anak pun berlarian merebut cemilan dari ayahnya, saya tidak menyangka kalau suami saya dating membeli sabu yang diperlihatkan kepada saya waktu berganti pakaian dikamar, tidak saya pungkiri ada rasa lain entah takut atau ap aitu namanya tapi fikiran itu sekejap hilang , malampun menunjukkan pukul 21:00 wita kami berdua melakukan hal yang saya sebut semedi, dalam arti kata nyabu berdua diruang kerjanya kami melakukan percakapan yang mungki kalau                            orang normal mendengar akan kaget dan kata tidak mungkin yang ada di fikirannya.

Suami saya mengajak keluar jalan-jalan kebetulan ada mobil orang tua saya digarasi rumah, jadi kami keluar menggunakannya, disepanjang rute perjalanan  kami berbincang entah kemana araah tujuan mobil ini laju saya pun bertanya.

‘’Ayah kita mau kemana?

‘’Yank kita singgah dulu dekat kampus didepan yah, ada teman nunggu sekalian ada yang saya ambil pada temanku itu’’

‘’Saya hanya ber oh ria saja’’

Setibanya daerah dekat kampus tersebut, ternyata teman suami saya seorang Perempuan kami pun berkenalan nama saja, dan sambil ngobrol tidak lama kemudian dia memberi sesuatu pada suami saya, dan ternyata itu sabu dalam bungkusan plastic bening, Perempuan itupun bertanya

‘’Kalian mau pake dimana?’’

‘’Hmm dimana yah tempat yang cocok yang aman, fikiranku saat itu tegang seperti orang bingung tapi tidak kutampakkan Perempuan itu menunjukkan sebuah pondok penginapan dekat kampus itu, tanpa fikir Panjang kami bertiga kesana saya menunjukkan KTP untuk menyewa satu buah kamar, Ya Allah perasaanku saat itu kembali berbisik mimic kecemasan yang merajam Bagai setan yang menari berglantungan difikiran kami bertiga akan sabu. Kali pertama ini saya melakukan ritual semedi bertiga yang sebenarnya inilah awal retak rumah tangga saya’’.

Di dalam kamar tersedia banyak cemilan yang sebelumnya kami beli ada rokok serta minuman dingin, awalnya kami ngobrol bertiga dengan baik mungkin efek sabu yang Jahannam mempengaruhi fikiran normal suami saya dan saya sendiri entah mengapa gerak-gerik lainpun terjadi antara dua orang manusia ini. Kejora mataku pun melihat tapi tak sanggup saya melawan, dadaku gemetar ingin mengeluarkan racun yang menyebar dalam tubuhku, suami saya merayu membelai Perempuan itu, seakan-akan saya orang lain, ternyata benar dia berbohong pada Perempuan itu dia berkata kepadanya kalau saya adalah Perempuan bayaran yang sama dengan dirinya, mungkin suami saya sudah merancang perjalanan ini tanpa saya tahu benar-benar maksudnya.

Saya menyaksikan sesuatu yang benar menyakitkan, desahan serta pergerakan Bahasa tubuhnya terlihat jelas di Gambaran jendela  mataku sampai sekarang pun saya tidak habis fikir tidak ada yang terhaapus dalam memoriku apa yang terjadi saat itu. Kembali lagi pada cerita yang terjadi di pondok penginapan itu, mungkin sekitar menghampiri waktu subuh penghianatanku tak sanggup akan apa yang akan terjadi oleh makhluk itu, hatiku mendidih gemetar saya Perempuan yang bodoh sekali saat ini, sang suami menyuruh membuka seluruh pakaian ku, terdengar sayup-sayup suara adzan berkumandang, seperti petir yang menampar meraung menyadarkanku akan kebodohan sendiri, hal yang saya lakukan saat ini hari itu yang terlintas sang suami menyapaku yang terlihat melamun namun hendak beranjak pergi.

‘’Sayang mau kemana? Ayo kemari’’

‘’Tunggu sebentar saya mau membeli rokok dibawah soalnya sudah habis (kataku berbohong)’’

‘’Oh pintunya kamu kunci dari luar saja ya’’

Saling syok dan bergetaran keadaanku saat itu, saya tak sanggup apalagi menguncinya, saya meninggalkan mereka berdua tanpa ada sepatah kata semua tentang saya dalam kehidupan dia saya hapus, handphone barang-barangku pun semuanya saya bawa pergi.

Filosofi tentang kehidupan cinta berumah tangga memang tidak akan bisa kokoh jika pondasinya rapuh, laki-laki yang ku paanggil ayah tidak bisa jadi imam dalam rumah tanggaku skala cinta tidak pernah terukur seperti benua tapi cinta punya kesan tersendiri untuk setiap penikmatnya. Perceraian itu bukan aib meski tidak disukai Allah Swt rasa sayang cintaku sebagai istri begitu besar untuk dia yang berkhianat dengan luka yang saya bawa serta pengalamanku tentang ‘’narkoba’’ saya pergi meninggalkan dia serta anak-anakku tanpa ada rasa sedikit pun untuk membina rumah tangga kembali bbersama dia.

Dan inilah luka yang berujung jeruji besi yang kualami sekarang, memoriku untuk masa lalu biarkan kujalani dan kutebus kesalahanku disini ditempat ini yang mengajarkanku berbagai macam pengetaahuan, bertauf, bertajwid, bertutur kata sikap dan sholat yang benar. Ku gelar sajadahku ke kiblat ku panjatkan doa untuk kedua orang tuaku, anak dan saudara, dia yang sudah mentah-mentahan menyakitiku tidak menghapus namanya dalam sujudku harapanku hanya untuk kesadarannya, senantiasa bisa bertaubat dijalan Allah Swt.

Butir air mata yang jatuh dengan sendirinya akan apa yang kujalani semoga ending dari perjalanan hidupku bisa lebih baik dijalan Allah Swt serta merasakan cinta yang sempurna dijalanmu…. Amiin Allahumma Amiin.

 

TENTANG PENULIS

Nama saya Anugrah Chahya Lestari B lahir di Makassar 19 Juni 1989 anak ke 4 dari 5 bersaudara biasa dipanggil ‘’lala’’ hehehe…. Pernah bersekolah dasar di ‘’SDN PACCINANG RAYA’’ lalu SMP di SMP NEGRI 06 MAKASSAR dan SMA di KARTIKA WIRABUANA 1 MAKASSAR, jangan tanya kuliahnya ya karena di DO gara-gara jarang masuk….hihihi keep smile be strong kawan.

Terima kasih atas semua support orang yang terdekatku yang sekarang sepenanggung jawabku berada dalam jeruji. Nama Rabasia Bin Talasa yang selalu mengingatkan saya tentang tulisan cerpen ini agar cepat selesai (thanks mom) adekku Rafika Amanda Binti Akram yang paling semangat bacaa kisahku dan selalu menyuruh saya selesaikan ceritaku karena dia penasaran (love you)

Buat temanku ‘’MILO’’ singkatan dari nama kami Manda Ikki Lala Diha yang kebetulan satu kamar, thanks atas ide kata yang cocok jika membahas cerpen ini. Dan lebih utama saya tidak lupa ucap puji syukur atas Rahmat Allah Swt beserta rasulnya Nabi Muhammad Saw, meski hidup telah menorah garis takdirnya menyisihkan pahit patah hati tetap ku syukuri nikmatnya sebab denga apa yang sudah kulalui memberikan pembelajaran besar serta perubahan yang sangat berarti buat saya.

‘’Ketika kita tertimpa masalah dan kita ikhlas menerimanya semua yang menyakitkan akan terasa indah, pasrah dan terus bertawakkal menjalani kenyataan dan menjadikan kita mensyukuri segala nikmat’’

 

By: My2.Lhalalwaysmile

Rosnani Nuisa by ayyaseveriday.com