Hallo.. Assalamualaikum sobat ayyaseveriday.com! Sedang viral di media sosial tentang childfree, menurut data berdasarkan Kajian Badan Pusat Statistik (BPS) dari hasil Susenas. Setidaknya ada sekitar 71 ribu perempuan di negara Indonesia yang memilih childfree.

Banyaknya pasangan yang memutuskan untuk childfree akan berdampak pada total fertility rate (TFR) atau angka kelahiran di Indonesia, trend childfee di Indonesia terus mengalami pengurangan. Badan Pusat Statistik (BPS) telah mencatat bahwa total TFR di Indonesia pada tahun 2020 berada di angka 2,18 poin. data tersebut menunjukkan penurunan dari 5,61 pada sekitar 50 tahun yang lalu.

Belakan ini trend TFR terbanyak terjadi di negara Jepang hingga Korea Selatan. Faktanya fenomena childfree juga telah menjadi salah satu dari faktor penyebab turunnya angka kelahiran di dunia, lantas apa faktor penyebab terjadinya trend childfree di Indonesia? Simaklah penjelasan berikut ini.

 

Faktor Penyebab Childfree di Indonesia

1. Finansial

Faktor ekonomi atau finansial menjadi alasan terbanyak bagi pasangan yang sudah menikah, untuk memutuskan childfree atau tidak mempunyai anak.

Hal ini disebabkan karena biaya hidup yang semakin meningkat sedangkan pendapatan yang tetap atau pas-pasan, dapat membuat seseorang khawatir jika tidak bisa mencukupi berbagai kebutuhan seperti kebutuhan rumah tangga dan anak.

Tidak bisa dipungkiri bahwa biaya pendidikan seorang anak juga tidak sedikit, meskipun pemerintah telah membantu dengan memberikan fasilitas sekolah gratis. Akan tetapi faktanya tidak semua orang bisa memanfaatkan hal tersebut.

2. Pengaruh Budaya Barat

Banyak sekali masyarakat Indonesia yang gemar mengikuti berbagai trend yang ada di media sosial termasuk trend childfree, dari media sosial banyak juga trend budaya barat yang beredar di Indonesia salah satunya budaya childfree.

Gagasan mengenai childfree berasal dari budaya barat yang mencoba menerapkan ideologi liberal. Apa yang dimaksud dengan ideologi liberal? Liberalisme yaitu ideologi yang menjunjung tinggi nilai kebebasan manusia atas kehidupannya, namun setiap keputusan dan pilihannya tetap harus di pertanggung jawabkan.

3. Mempunyai Trauma

Salah satu faktor seseorang memutuskan untuk childfree karena mempunyai pengalaman buruk di masa lalu atau trauma, sebab seseorang yang mempunyai trauma akan cenderung merasa takut saat membayangkan suatu saat menjadi orang tua.

Mereka takut jika tidak bisa memberikan kehidupan yang baik untuk setiap anak-anaknya, hingga takut jika suatu saat memberikan perlakuan yang buruk terhadap anak-anaknya. Biasanya seseorang yang mempunyai trauma berfikiran seperti ini, karena pernah mendapatkan pengalaman pahit atau perlakuan buruk dari orang tuanya

Untuk itu seseorang memutuskan untuk childfree sebagai sebuah langkah pencegahan, agar anak-anaknya tidak merasakan hal menyakitkan atau penderitaan yang sama karena dapat membuat dirinya menjadi trauma.

4. Belum Siap Menjadi Orang Tua

Memutuskan siap untuk menikah bukan berarti semua orang telah siap utuk menjadi orang tua, bukan karena tidak ingin mempunyai anak atau memilih childfree tetapi mereka hanya ingin melakukan penundaan sementara untuk memiliki anak.

Sebab menjadi orang tua bukanlah suatu hal yang mudah terutama untuk pasangan muda, harus dibutuhkan persiapkan mental dan juga finansial untuk dapat mencukupi kebutuhan anak.

Ada juga yang sengaja melakukan penundaan untuk memiliki anak karena ingin menikmati dan menghabiskan waktu berdua dengan pasangan terlebih dahulu, sebelum memutuskan untuk memiliki seorang anak.

5. Memiliki Pandangan Yang Berbeda Soal Anak

Ada beberapa orang yang mempunyai pandangan berbeda soal anak, ada sebagian orang yang kurang menyukai anak kecil. Hanya karena pernah melihat anak kecil yang sedang rewel, susah diatur, tantrum dan lainnya yang sangat menguji kesabaran orang tuanya.

Mereka merasa seperti tidak sanggup jika harus mengurus anak 24 jam sendirian, membayangkan mengurus anak selama 24 jam saja sudah membuat dirinya merasa stress.

Pada intinya menjadi orang tua harus membutuhkan banyak persiapan termasuk kestabilan emosi, sebelum menjadi orang tua atau memasuki jenjang pernikahan maka seseorang diwajibkan harus bisa mengontrol dan mengelola emosinya dengan baik.

Seperti yang telah kita ketahui bahwa kehidupan setelah pernikahan tidak selalu menawarkan kebahagiaan, jika menginginkan kebahagiaan maka kita dan pasangan harus benar-benar mempersiapkan diri dengan matang sebelum memasuki dunia pernikahan.

6. Pilihan Perempuan

Perempuan juga mempunyai pilihan untuk memutuskan ingin memiliki anak atau childfree, akan tetapi semua keputusan yang diambil harus dirundingkan terlebih dahulu bersama pasangan agar tidak menimbulkan masalah dikemudian hari.

Memiliki anak dapat membuat postur tubuh perempuan mengalami berbagai perubahan, ada beberapa wanita yang takut akan hal tersebut dan ingin mempertahankan postur tubuhnya yang bagus sehingga memutuskan untuk childfree.

Ada juga sebagian pasangan memutuskan untuk childfree karena perempuannya mempunyai penyakit yang terlalu berisiko jika hamil, untuk itu memutuskan untuk childfree.

Sebagian besar pasangan menanti-nantikan kehadiran seorang anak untuk melengkapi kebahagiaan dalam keluarga kecilnya, akan tetapi sebagian pasangan lain yang memilih childfree merasa bahwa kebahagiaan tidak selalu harus mempunyai anak karena kebahagiaan dapat diciptakan  meskipun hanya bersama pasangan.